"Orang yang tahu, tapi ia tidak tahu bahwa dirinya tahu. Inilah orang yang lupa. Maka ingatkanlah ia"
“Mengapa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin ia berbuat salah? Apa kalau begitu, tidak sebaiknya menjadi orang bodoh saja?" Begitu tanya seorang teman dekat saya. Saya tentu saja tertegun dibuatnya. Bukan apa-apa, dia adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Timur. Saya tidak habis pikir, bagaimana mungkin pertanyaan ini lahir dari para mahasiswa yang sedang berada di jenjang pendidikan tinggi. Tidakkah mereka menyadari bahwa mereka sendiri sedang berproses menjadi orang "pintar"? Bukankah dia berada di sebuah perguruan tinggi Islam, yang seharusnya menjadi tempat pelopor bagi "kegiatan intelektual" umat Islam.
Lalu, bagaimana peradaban Islam akan maju jika umatnya berpandangan dan bersikap demikian? Terlepas dari pertanyaan-pertanyaan ini, saya menyadari, yang ketika itu mereka fikirkan dan yakini, yang kemudian mereka ekspresikan ke saya dalam bentuk pertanyaan, adalah satu 'akumulasi' kebingungan, kegundahan, dan pencarian jawaban.